Google dan Facebook Diam-Diam Sebarkan Pemikiran Zionis Google dan Facebook Diam-Diam Sebarkan Pemikiran Zionis

Tidak ada manusia sejagat tidak mengenal media sosial Facebook
dan mesin pencari nomor satu, Google. Keduanya menjadi situs favorit para penggemar Internet. Menurut majalah TIME
(2010), dua situs itu paling banyak dibuka. Facebook bertahan meski banyak bermunculan media sosial lainnya. Sementara Google
menjadi tumpuan banyak orang mencari ilmu pengetahuan. Situs ini semacam dewa mengetahui segalanya. Bahkan dilengkapi
dengan sosial media, surat elektronik, peta, kalender penyimpan dokumen, terjemahan,
dan fasilitas situs pribadi (blog).
Dibalik dua nama besar situs itu yakni Mark Zuckerberg, penemu serta pendiri Facebook, dan Sergey Brin, penemu serta pendiri Google.
Fakta menarik lainnya, kedua lelaki itu berdarah Yahudi. Bangsa dijanjikan dalam semua perjanjian agama mempunyai kecerdasan pemikiran dibanding bangsa lain di
dunia. Ini dibuktikan di dunia maya pada masa sekarang, dua dari 100 situs terbaik versi Forbes (2011) yakni Google dan Facebook.
Berdarah Yahudi menjadi berkah dan kerepotan sendiri bagi Zuckerberg dan Brin.
Situs mereka sering mengalami pemblokiran di sejumlah negara menerapkan syariat Islam
kaku hanya karena mereka bagian dari Zionis.
Di sisi lain, pengguna Facebook banyak dari kalangan muslim. Indonesia menjadi negara
tertinggi pengguna media sosial ini
berdasarkan survei dilakukan sebuah majalah ekonomi di Ibu Kota Jakarta. Begitu juga dengan Google. Kecepatan dan kelengkapan
data diberikan membuat situs ini jadi mesin pencari terpopuler, mengalahkan Yahoo! pesaing justru lebih dulu muncul.
Meski punya sistem keamanan situs canggih, keduanya tidak pelak dari pembobol jaringan
sistem keamanan, biasa disebut hacker. Para hacker canggih mampu menembus kode sekuritas itu tanpa terdeteksi. Google pernah
tidak bisa diakses pekan lalu menyusul gelombang protes film menghina Muhammad
SAW, Innocence of Muslims, dipercaya ini ulah hacker, meski hanya 30 menit. Facebook malah
berkali-kali mengalami kerusakan. Tahun ini sudah dua kali Facebook tidak bisa diakses oleh penggunanya.
Selain ahli Internet dan bahasa komputer, Zuckerberg dan Brin disinyalir juga menggunakan situs ciptaannya untuk menyampaikan simbol-simbol kebangkitan
Yahudi. Sebelum berubah menjadi timeline, Facebook menggunakan istilah dinding.
Menurut situs jafi.org.il, dinding itu mewakili Tembok Ratapan ada di kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem. Dinding ini digunakan orang Yahudi untuk berdoa dan meratapi dosa.
"Tidak heran banyak orang juga meratapi nasib di dinding Facebook," tulis situs itu. Lain hari, Zuckerberg mengaku sebagai ateis dan berharap orang lain tidak melihat darah Yahudinya.
Sementara Google disinyalir menyebarkan pemikiran zionis diam-diam. Google malah
menghilangkan kata kunci Yahudi dipercaya sepak terjang bangsa ini tidak terdeteksi mesin pencarinya sendiri. Situs jafi.org.il meyakini suatu hari kebangkitan Yahudi bakal
terjadi sebab mereka memasuki setiap fasilitas ada hubungannya dengan masyarakat, seperti Internet.
Terlepas dari konspirasi penyebaran pemikiran
Yahudi, Facebook dan Google patut diacungi jempol sebagai situs paling populer sejagat.
blog.konspirasi.com